SANG BRUTAL
Di pojok kelas dengan sosoknya yang kurus dengan rambut yang tidak jelas belahannya, pakaian acak-acakan memang penampilan tidak pernah ia perhatikan, sekolahpun menurut moodnya saja .hendra memang di kenal sosok laki-laki misterius oleh temannya .entahlah semua teman-teman mengapnya aneh bahakan genk nero di sekolah yang di ketuai rio mengaggap hendra sudah gila Setiap harinya hendra hanya diam di kelas ,hendra hanya menunduk entah apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan ,dulu waktu aku sekelas dengannya ,hendra adalah seorang anak laki-laki yang periang bahkan hendra sempat beberapa kali juara kelas .setelah kelas 2 kami tidak sekelas lagi ,hendra ips dan aku ipa .kebetulan kelas aku dan hendra bersebelahan.aku dengan hendra kurang begitu akrab ..tapi belakangan ini aku slalu memperhatikan tingkah laku hendra yang mulai berubah menjadi tak karuan itu, aku melihat setetes air mata di wajahnya yang brutal.ketika semua teman-teman menjauhi hendra ingin rasanya aku menghampirinya karena aku yakin hendra bukan untuk di jauhi justru kita rangkul .hendra berubah seperti itu pasti ada sebabnya .hendra butuh teman dan itu aku (tekatku mulai bulat untuk mendekati hendra)
Setibanya aku sampai disekolah aku mulai berjalan melewati lorong-lorong sekolah dan mulai mencari sosok hendra dan aku berharap hendra masuk sekolah hari ini ..aku mulai melewati kelasnya tapi sosok hendra pun belum juga kutemukan ,mungkin dia belum datang (pikirku) jam pelajaranpun di mulai hari ini di awali pelajaran pa udin guru fisika kami.karena pa udin kebetulan tidak masuk ia hanya memberikan tugas kepada guru piket ,kebetulan aku yang di tugaskan untuk mengambil tugas pa udin di meja piket .sampil berjalan menuju meja piket akhirnya aku melihat sosok hendra yang seperti biasanya hanya diam di pojok kelas sambil menunduk .niatnya bel istirahat nanti aku akan mengjaknya ke kantin bersama tapi niatku gagal lagi karena sosok hendra cepat sekali menghilangnya .mungkin belum waktunya (pikirku lagi)
Setelah bel masuk dan ketika aku menuju kelas bersama teman-temanku aku melihat hendra tergesa-gesa masuk kelas dan aku melihat kain kecil sepeti sapu tangan yang terjatuh dari kantong saku hendra .aku segera memungutnya, di situ ada gambar seorang ayah ibu dan anak yang sedang bergandengan ku lihat juga tulisan “ibu ayah dan aku dulu” awalnya aku tidak mempedulikan gambar dan tulisan itu, mungkin kupikir itu hanya gambar kartun dan tulisan biasa..tapi setelah aku cermati lagi sapu tangan ini sepertinya dibuat sendiri oleh hendra karena aku melihat bordiran yang tidak begitu rapih dan sepertinya ini ada maknanya ,aku berpikir bahwa gambar yang ada di sapu tangannya ini seolah-olah adalah sosoknya ibu dan ayahnya ,yang aku tahu hendra memang anak tunggal .ku putuskan untuk mengembalikan sapu tangannya sepulang sekolah nanti .ketika bel sudah bebunyi segera aku dan teman-teman membereskan semua buku-buku kami..aku buru-buru mengejar hendra yang sudah mendahuliku … “hendra…..hendra …..” (ku beranikan diri memanggilnya) kenapa aku merasa gugup ya seolah-olah aku sedang menghadapi calon mertua ah pikir apa aku ini..aku sudah pasrah jika hendra tidak meresponku dengan tidak baik aku inikan hanya ingin mengembalikan sapu tanganya..tenang tenang ..(suaraku dalam hati) kemudian hendra menengok dak sepertinya dia terlihat heran aku memanggilnya ..
Aku menghampirinya “hendra apa ini punya kamu (ku keluarkan saputangannya)” hendra hanya mengagguk dan buru-buru mengambilnya dari tanganku lalu ia pergi begitu saja..tapi aku tidak berhenti begitu saja .ku tepuk pundaknya “hendra aku ini temanmu ? mungkin kamu aneh melihat ku tapi hendra aku hanya igin menjadi temanmu itu saja ,siapa tahu dengan kamu menuangkan baban-babanmu yang berat jika kau bagi kepadaku nantinya akan menjadi ringan,pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri manusia butuh manusia lain untuk bisa saling menolong, maaf hendra mungkin aku telalu lancang tiba-tiba berbica seperti ini ,aku tidak bermaksud mengusik kehidupanmu tapi aku hanya ingin mengungkap isi hatiku ,aku ingin menjadi temanmu ,itu saja” hendra tidak banyak meresponku mungkin dia kaget melihat sosok perempuan yang tiba-tiba datang dan ingin menjadi temannya .
ketika kami terdiam tiba-tiba hendra tersenyum padaku sungguh aku tidak menyangka dia mengucapkan terimakasih …baru kali ini aku melihatnya tesenyum. ia begitu telihat seperti hendra yang kukenal dulu ..senyumnya manis ..aku mulai yakin memang hendra bukan untuk di jauhi tapi justru kita rangkul tangannya dan menghapus air matanya …semenjak kejadian itu aku dan hendra sering kekantin dan perpustakaan bersama bahkan hendra sudah mulai membiasakan berbicra denganku walaupun satu dua kata tapi aku kagum dengan keadaan hendra yang begitu tegar menghadapi perkara orang tuanya ..entahlah aku tidak mau mengusik masalah itu .yang jelas sekarang kita berteman :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar